Kemarin pada hari senin, kebetulan saya sedang mempunyai waktu kosong, kebetulan juga lagi ada uang hasil royalti buku saya yang berjudul Lily Jasmine. Akhirnya saya berniat untuk menonton film ke bioskop sendirian. Dan mungkin karena saya udah biasa sendirian, maklum saya orangnya Ambivert.
Kemudian teman SMA saya yang penggila drama-drama korea don buku kisah cinta populer sering bgt desak saya biar baca karyanya Ila na Tan. mengingat saya kuran suka kultur kecina cinaan, atau kejpang jepangan, atau ke korea koreaan. saya memilih untuk nonton Film Sunshine Becomes You bulan desember kemarin. karna saya masih suka kultu amerika. Untuk Sunshine Becomes You filmnya manis, bikin baper sekaligus sinematografinya oke punya.. maklum Soraya emang keren klo bikin film.
Lha saya akhirnya baca bukunya.. dan ternyata sama bagusnya. Tapi temen saya ini masih desak saya biar baca karya Ilana Tan yg Tertalogy 4 musim. dan dari tertalogy itu Film Winter In Tokyo yg lebih dulu difilmkan setlah sunshine becomes you. awalnya saya pikir filmnya bakal manis gitu, dan bikin baper.
Kemarin saya memutuskan untuk menontonnya di Mandala Cineplex 21 xxi. saya kaget karena hari ini bioskop sedang sepi, hanya segelintir oran saja yg mengantri di bioskop, tdk seperti hari raya ikemarin yang super membludak.
sebelum membahas lebih lanjut. ini sinopsis ceritanya :
bercerita tentang Ishida Keiko dan Nishimura Kazuto. Keiko adalah seorang wanita blesteran Indonesia-Jepang yang tinggal di sebuah apartemen di pinggiran Kota Tokyo. Saat musim dingin tiba, Keiko bertemu dan menjalin hubungan dengan Kazuto, tetangga barunya yang kembali ke Jepang setelah 10 tahun tinggal di Amerika.
Karena terus bersama-sama, benih cinta pun muncul di hati mereka. Tapi, Keiko justru memilih Kitano Akira, cinta pertamanya, ketimbang Kazuto. Sebuah kejadian menyebabkan Kazuto hilang ingatan, disaat itu Keiko merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dan telah menjadi bagian hidupnya.
REVIEW Film
Film di awali dengan sinematografi khas jepang yang memukau, lalu Pamela Bowie atau Ishida Keiko muncul di stasiun, sedang menunggu seseorang diiringin narasi cerita. Menurut saya acting pamela tidak terlalu bagus, semunya terkesan dibuat buat. Tidak Natural.
Akting Dion Wiyoko sebagai kazuto lumayan, mengingatkan saya pada sosok Alfa di film Merry Riana. Pemain lain lumayan.. dan kisahnya sendiri seperti memaksa penontonnya untuk baper.
Kehadiran Kimberly Rider sebagai orang ketiga mengingatkan saya pada sosok Wanda di Film Perahu Kertas yang sumpah.. emang filmnya keren. So aku gak mau spoiler lebih banyak. Kesimpulannya Film Winter In Tokyo sebenarnya bagus dari sisi cerita, dan meski banyak drama klise khas sinetron dan serial drama korea. Fajar Bustomi selaku sutradara masih kurang tajam mengexskusi pemainnya biar lebih hidup. Berbeda dengan film Sunshine Becomes You yg ceritanya klise tetapi masih ada penyegaran dalam exsekusinya.. sehingga selesai menonton film ini, tidak ada bekas yang tertinggal di hati saya.
Andai saja film ini digarap Hanung Brahmantyo atau Rudi Sojarianto, atau Rizal Mantovai. pasti para penonton bisa dibawa kedalam emosi cerita yg potensinya lebih besar.
Seperti Film Perahu Kertas, dengan pemain baru namun acting mereka memuakau. so Over All. Film Winter In Tokyo hanya mengandalkan gempuran sinematografi di luar negri, tanpa mempertajam kualitas acting pemainnya. Kisah yang seharusnya menggigit. jadi hambar.
Oke itu Review dari saya...
Mohon Tanggapannya yaaa
Kemudian teman SMA saya yang penggila drama-drama korea don buku kisah cinta populer sering bgt desak saya biar baca karyanya Ila na Tan. mengingat saya kuran suka kultur kecina cinaan, atau kejpang jepangan, atau ke korea koreaan. saya memilih untuk nonton Film Sunshine Becomes You bulan desember kemarin. karna saya masih suka kultu amerika. Untuk Sunshine Becomes You filmnya manis, bikin baper sekaligus sinematografinya oke punya.. maklum Soraya emang keren klo bikin film.
Lha saya akhirnya baca bukunya.. dan ternyata sama bagusnya. Tapi temen saya ini masih desak saya biar baca karya Ilana Tan yg Tertalogy 4 musim. dan dari tertalogy itu Film Winter In Tokyo yg lebih dulu difilmkan setlah sunshine becomes you. awalnya saya pikir filmnya bakal manis gitu, dan bikin baper.
Kemarin saya memutuskan untuk menontonnya di Mandala Cineplex 21 xxi. saya kaget karena hari ini bioskop sedang sepi, hanya segelintir oran saja yg mengantri di bioskop, tdk seperti hari raya ikemarin yang super membludak.
sebelum membahas lebih lanjut. ini sinopsis ceritanya :
bercerita tentang Ishida Keiko dan Nishimura Kazuto. Keiko adalah seorang wanita blesteran Indonesia-Jepang yang tinggal di sebuah apartemen di pinggiran Kota Tokyo. Saat musim dingin tiba, Keiko bertemu dan menjalin hubungan dengan Kazuto, tetangga barunya yang kembali ke Jepang setelah 10 tahun tinggal di Amerika.
Karena terus bersama-sama, benih cinta pun muncul di hati mereka. Tapi, Keiko justru memilih Kitano Akira, cinta pertamanya, ketimbang Kazuto. Sebuah kejadian menyebabkan Kazuto hilang ingatan, disaat itu Keiko merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dan telah menjadi bagian hidupnya.
REVIEW Film
Film di awali dengan sinematografi khas jepang yang memukau, lalu Pamela Bowie atau Ishida Keiko muncul di stasiun, sedang menunggu seseorang diiringin narasi cerita. Menurut saya acting pamela tidak terlalu bagus, semunya terkesan dibuat buat. Tidak Natural.
Akting Dion Wiyoko sebagai kazuto lumayan, mengingatkan saya pada sosok Alfa di film Merry Riana. Pemain lain lumayan.. dan kisahnya sendiri seperti memaksa penontonnya untuk baper.
Kehadiran Kimberly Rider sebagai orang ketiga mengingatkan saya pada sosok Wanda di Film Perahu Kertas yang sumpah.. emang filmnya keren. So aku gak mau spoiler lebih banyak. Kesimpulannya Film Winter In Tokyo sebenarnya bagus dari sisi cerita, dan meski banyak drama klise khas sinetron dan serial drama korea. Fajar Bustomi selaku sutradara masih kurang tajam mengexskusi pemainnya biar lebih hidup. Berbeda dengan film Sunshine Becomes You yg ceritanya klise tetapi masih ada penyegaran dalam exsekusinya.. sehingga selesai menonton film ini, tidak ada bekas yang tertinggal di hati saya.
Andai saja film ini digarap Hanung Brahmantyo atau Rudi Sojarianto, atau Rizal Mantovai. pasti para penonton bisa dibawa kedalam emosi cerita yg potensinya lebih besar.
Seperti Film Perahu Kertas, dengan pemain baru namun acting mereka memuakau. so Over All. Film Winter In Tokyo hanya mengandalkan gempuran sinematografi di luar negri, tanpa mempertajam kualitas acting pemainnya. Kisah yang seharusnya menggigit. jadi hambar.
Oke itu Review dari saya...
Mohon Tanggapannya yaaa